MAKALAH MANDIRI KREATIVITAS
Selasa, 29 November 2016
MAKALAH
MANDIRI
KREATIVITAS
Sebagai
Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Mata Kuliah Dasar Pemahaman Perilaku
Dosen Pengampu: Mudaim,M.Si
Oleh:
Rini
Kusuma Dewi 14130033
PRODI
PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
SEPTEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Allhamdulillah saya panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena Rhido Nya lah sehingga makalah yang berjudul “Dasar
Pemahaman Perilaku” dapat terselesaikan oleh saya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mandiri mata Kuliah Dasar Pemahaman Perilaku. Penyusunan makalah
ini tidak dapat terselesaikan tanpa ada bantuan dan bimbingan dari pihak lain.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak.
Mudaim,M.Si
2. Orang
tua saya yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya sehingga
terselesaikan tugas mandiri ini tepat pada waktunya
Saya
berharap dengan terselesaikannya penyusunan makalah ini. Semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca sehingga menambah pengetahuan dan memperluas wawasan. Saya
menyadari bahwa penyusunan makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi perbaikan makalah ini.
Tanggal,
Maret 2015
Rini Kusuma Dewi
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ........................................................................................
KATA
PENGANTAR
............................................................................
DAFTAR ISI
..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
......................................................................
1.1.
Latar Belakang .......................................................................................
1.2.
Rumusan Masalah
..................................................................................
1.3.
Tujuan
.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kreatifitas
..............................................................................
2.2. Teori Kreativitas
.......................................................................................
2.3. Proses Kreatifitas
.....................................................................................
2.4.
Asumsi-Asumsi Kretifitas
.........................................................................
2.5.
Ciri - Ciri Kepribadian Kreatif
...................................................................
2.6. Kreativitas Sebagai Multi Kecerdasan
....................................................
2.7. Faktor-Faktor Yang Menunjang
Kreatifitas ...........................................
2.8. Teknik-Teknik Kreatifitas ......................................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................
3.1Kesimpulan...........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kreatifitas itu sikap dan pola pikir yang dapat
menciptakan sesuatu yang baru, baik baru menurut dirinya maupun baru menurut
orang lain. Kreativitas itu berhubungan penciptaan sesuatu yang baru dan
orisinal.
Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa (unusual)
dan menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan” (Semiawan,
1999: 89).kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan berfikir, bersikap, dan
bertindak tentang sesuatu dengan cara yang baru dan tidak biasa (unusual) guna
memecahkan berbagai persoalan, sehingga dapat menghasilkan penyelesaian yang
orisinal dan bermanfaat.
Proses kreativitas
merupakan konseptualisasi dinamis yang merujuk pada potensi perubahan tindakan
atau produk orisinal yang berguna bagi individu maupun masyarakat. Seperti
halnya pribadi dan pendorong, proses kreativitas juga terdapat pada setiap
individu. Proses kreativitas dipengaruhi oleh kognitif, motivasi, kepribadian,
sejarah/ekologi, dan kesempatan (Dacey & Lennon, 1998).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kreatifitas?
2. Apa teori kreativitas?
3. Bagaimana proses kreatifitas?
4. Apa asumsi-asumsi
kretifitas ?
5.
Apa ciri- ciri kepribadian kreatif ?
6. Apa Kreativitas sebagai Multi
Kecerdasan?
7. Apa
Faktor-Faktor Yang Menunjang Kreatifitas?
8. Apa Teknik-Teknik Kreatifitas?
1.3 Tujuan
Dapat mengetahui pengertian kreatifitas, teori kreativitas, proses
kreatifitas,
asumsi-asumsi kretifitas, ciri - ciri kepribadian kreatif, Kreativitas sebagai Multi Kecerdasan, Faktor-Faktor Yang Menunjang Kreatifitas,Teknik-Teknik
Kreatifitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kreativitas
Secara umum
kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu
dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa (unusual) dan menghasilkan
penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan” (Semiawan, 1999: 89)
Selain dari apa yang telah
disebutkan diatas, maka untuk memahami pengertian kreativitas, maka Rhodes
(Munandar, 1977) mengemukakan bahwa ada beberapa tinjauan yang harus dikaji.
Adapun definisi kreativitas itu dapat dikaji melalui the Four P’s of
Creativity (Person, Product, Process, and Press).
Kreativitas sebagai pribadi (person),
kreativitas itu mencerminkan keunikan individu dalam pikiran-pikiran dan
ungkapan-ungkapan. Halini dipertegas oleh Paul Swartz (1963) bahwa kreativitas
merupakan ekspresi tertinggi individualitas manusia.
Kretivitas sebagai produk (product),
suatu karya dapat dikatakan kreatif, jika karya itu merupakan suatu ciptaan
yang baru atau orisinil dan bermakna bagi individu dan lingkungan. Lebih jauh
diungkapkan oleh Jhon A. Glover (1980) bahwa ada tempat pemberangkatan yang
terbaik, yaitu kriteria yang dianggap cukup representatif oleh sebagian besar
para ahli psikologi dalam mendefinisikan kreativitas.Kriteria yang dimaksudkan
adalah sipat kebaruan (novelty) dan kegunaan (utility).
Kreativitas sebagai proses (process)
yaitu bersibuk diri secara kreatif yang menunjukan kelancaran,
fleksibilitas, dan orisinalitas dalam berfikir. Para ahli yang merumuskan
definisi kreativitas berdasarkan proses, yaitu Spearman (1930) dan Torrance
(1974). Spearman (Munandar, 1977) berpendapat bahwa berfikir kreatif pada
dasarnya merupakan proses melihat atau menciptakan hubungan antara proses sadar
dan dibawah sadar.
Kreativitas sebagai press, menurut
bahasa MacKinnon (Roslnaksky, 1970) The creative situation, yaitu kondisi dari
dalam atau luar, lebih konkritnya situasi kehidupan atau lingkungan sosial,
kultural, dan kerja yang memberikan kemudahan dan mendorong penampilan fikiran
dan tindakan kreatif.
1. Teori Psikoanalisis
Menganggap bahwa proses ketidaksadaran melandasi
kreativitas. Kreativitas merupakan manifestasi dari kondisi psikopatologis.
2. Teori
Assosiasionistik
Memandang kreativitas sebagai hasil
dari proses asosiasi dan kombinasi antara elemen-elemen yang telah ada,
sehingga menghasilkan sesuatu yang baru.
3. Teori Gestalt
Memandang kreativitas sebagai
manifestasi dari proses tilikan individu terhadap lingkungannya secara
holistik.
4. Teori Eksistensial
Mengemukakan bahwa kreativitas
merupakan proses untuk melahirkan sesuatu yang baru melalui perjumpaan antara
manusia dengan manusia, dan antara manusia dengan alam. Menurut May (1980),
dengan teori eksistensial ini, setiap perilaku kreatif selalu didahului oleh
‘perjumpaan’ yang intens dan penuh kesadaran antara manusia dengan dunia
sekitarnya.
5. Teori Interpersonal
Menafsirkan kreativitas dalam
konteks lingkungan sosial. Dengan menempatkan pencipta (kreator) sebagai
inovator dan orang di sekeliling sebagai pihak yang mengakui hasil kreativitas.
Teori ini menekankan pentingnya nilai dan makna dari suatu karya kreatif.
Karena nilai mengimplikasikan adanya pengakuan sosial.
6. Teori Trait
Memberikan tempat khusus kepada
usaha untuk mengidentifikasi ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik utama
kreativitas.
2.3 Proses Kreatifitas
Proses
kreativitas merupakan konseptualisasi dinamis yang merujuk pada potensi
perubahan tindakan atau produk orisinal yang berguna bagi individu maupun
masyarakat. Seperti halnya pribadi dan pendorong, proses kreativitas juga
terdapat pada setiap individu. Proses kreativitas dipengaruhi oleh kognitif,
motivasi, kepribadian, sejarah/ekologi, dan kesempatan (Dacey & Lennon,
1998).
Kreativitas
dalam perkembangannya sangat sangat terkait dengan empat aspek, yaitu:
1.
Aspek Pribadi. Ditinjau
dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan
lingkungannya.
2.
Aspek Pendorong. Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam
perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungan.
3.
Aspek Proses. Ditinjau
sebagai proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan
mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini,
menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya
lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya.
4.
Aspek Produk. Definisi
produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas
adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.[1][1]
Proses
Kreatif menurut David Cambell urutannya sebagai berikut:
1.Persiapan
(preparation) :meletakan
dasar,mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan
problematikanya. Meskipun tidak semua ahli kreatif, namun kebanyakan pencipta
adalah ahli. Terobosan gemilang dalam suatu bidang hampir selalu
dihasilkan oleh orang-orang yang sudah lama berkecimpung dan lama berpikir
dalam bidang itu. Persiapan untuk kreativitas itu kebanyakan
dilakukan atas dasar “minat”. Kesuksesan orang-orang besar tercapai dan
bertahan, bukan oleh loncatan yang tiba-tiba, tetapi dengan usaha keras.
2.
Konsentrasi (concentration): sepenuhnya
memikirkan, masuk luluh, terserap dalam perkara yang dihadapi. Orang-orang
kreatif biasanya serius, perhatiannya tercurah dan pikirannya terpusat pada hal
yang mereka kerjakan. Tahap konsentrasi merupakan waktu pemusatan,
waktu menimbang-nimbang, waktu menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami
gagal, trial dan error .
3. Inkubasi
(incubation) :
mengambil waktu untuk meninggalkan perkara, istirahat, waktu santai. Sebuah
busur tak dapat direntang terus-menerus untuk jangka panjang tanpa bahaya
patah. Maka kita perlu melarika diri dari perkara yang sedang kita selesaikan,
masalah yang hendak kita pecahkan. Inkubasi merupakan saat di mana sedikit
demi sedikit kita bebaskan dari kerutinan berpikir, kebiasaan bekerja,
kelaziman pemakai cara.
4. Iluminasi : mendapatkan ide gagasan, pemecahan,
penyelesaian, cara kerja,jawaban baru Bagian paling nikmat dalam penciptaan,
tahap AHA! Ketika segalanya jelas, hubungan kaitan perkara gambling, dan
penerangan untuk pemecahan masalah, jawaban baru tiba-tiba tampak laksana
kilat. Reaksi keberhasilan itu biasanya tidak hanya teras di batin, tetapi
juga diungkapkan keluar secara fisik.
5.Verifikasi: Tahap ini, adalah tahap dimana ide atau kreasi baru
tersebut harus diuji terhadap realitas. Pada tahap ini diperlukan pemikiran
kritis dan konvergen. Dengan kata lain, proses divergen atau pemikiran kreatif
harus diikuti dengan proses konvergen atau pemikiran teknis.
Proses
kreatif yang berlangsung dalam diri seseorang akhirnya akan membuahkan suatu
produk kreatif. Penilaian tentang kreatifitas tentang kreativitas seringkali
didasarkan pada produk kreatif. Terdapat dua kriteria untuk menilai
kreativitas, yaitu
(a) concurrent criteria
adalah penilaian berdasarkan pada produk kreatif yang dihasilkan seseorang
selama hidupnya atau dibatasi ketika ia berhasil menyelesaikan karya kreativitasnya;
(b) content criteria, adalah
penilaian berdasarkan pada konsep atau definisi kreativitas yang dijabarkan ke
dalam indikator-indikator perilaku. Pribadi kreatif dipandang sebagai pribadi
yang pernah mengalami kondisi traumatis, yang dihadapi dengan kemungkinan
gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi
pemecahan inovasi dari trauma. Tindakan kreatif ini, menstranformasikan keadaan
psikis yang tidak sehat menjadi sehat (Teori Psikoanalisis).
2.4. Asumsi-AsumsiKreatifitas
Berdasarkan
beberapa hasil studi dan beberapa teori, ada enam asumsi dalam
kreativitas,yaitu:
1. Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda, dan yang diperlukan adalah bagaimana mengembangkan kreativitas tersebut
1. Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda, dan yang diperlukan adalah bagaimana mengembangkan kreativitas tersebut
2.
Kreativitas dinyatakan dalam bentuk produk-produk kreatif baik berupa benda
maupun ide/gagasan (creativeideas)
3.
Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara
faktor-faktor psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal). Pada setiap
orang, peran masing-masing faktor tersebut berbeda-beda
4. Dalam
diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat menunjang
atau justru menghambat perkembangan kreativitas
5.
Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman, melainkan didahului
oleh, dan merupakan pengembangan dan hasil-hasil kreativitas seseorang dalam
menciptakan kombinasi-kombinasi baru dari hasil-hasil yang telah ada sehingga
melahirkan sesuatu yang baru.
6. Karya
kreatif tidak lahir hanya kebetulan, melainkan melalui serangkaian proses
kreatif yang menuntut kecakapan, keterampilan, dan motivasi yang kuat. Ada tiga
faktor yang turut menentukan prestasi kreatif seseorang, yaitu:
(a) motivasi
atau komitmen yang tinggi;
(b)
keterampilan dalam bidang yang ditekuni; dan
(c)
kecakapan kreatif.
2.5. Ciri-CiriKepribadianKreatif
Biasanya anak yang kreatif selalu
ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang
kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa
percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan)
dari pada anak-anak pada umumnya. Artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi
mereka amat berarti, penting dasn disukai , mereka tidak terlalu menghiraukan
kritik atau ejekan dari orang lain. Merekapun tidak takut untuk membuat
kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui
oleh orang lain. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat
kejutan, atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri,keuletan dan ketekunan
membuat mereka tidakcepat putus asa dalam mencapai tujuan mereka.
Ciri-ciri perilaku yang ditemukan
pada orang-orang yang memberikan sumbangan kreatif yang menonjol terhadap
masyarakat digambarkan sebagai berikut: berani dalam pendirian/keyakinan, melit
(ingin tahu), mandiri dalam berpikir dan mempertimbangkan, bersibuk diri terus
menerus dengan kerjanya, intuitif, ulet, tidak bersedia menerima pendapat dari
otoritas begitu saja. Kenyataan menunjukan, bahwa guru dan orang tua lebih
menginginkan perilaku sopan, rajin dan patuh dari anak, ciri-ciri yang tidak
berkaitan dengan kreativitas.
ciri-ciri pribadi kreatif yang diperoleh dari kelompok
pakar psikologi (30 orang) adalah sebagai berikut(utami Munandar,1977):
1. Imajinatif
2. Mempunyai prakarsa
3. Mempunyai minat luas
4. Mandiri dalam
berfikir
5. Senang berpetualang
6. Penuh energi
7. Percaya diri
8. Bersedia mengambil
risiko
9. Berani dalam pendirian dan keyakinan.
Bandingkan ciri-ciri tersebut dengan peringkat ciri
siswa yang paling diinginkan oleh guru sekolah dasar dan sekolah menengah
(berjumlah 102 orang) :
1. Penuh energi
2. Mempunyai prakarsa
3. Percaya diri
4. Sopan
5. Rajin
6. Melaksanakan
pekerjaan pada waktunya
7. Sehat
8. Berani dalam
berpendapat
9. Mempunyai ingatan
baik
10. Ulet
Dari daftar ciri-ciri ini tidak tampak banyak kesamaan
antara ciri-ciri pribadi yang kreatif
menurut pakar psikologi dengan ciri-ciri yang diinginkan oleh guru pada siswa.
Ciri-ciri Kreativitas
Setelah kita mengetahui tahap-tahap
bagaimana kreativitas tercipta, berikutnya kami akan uraikan bagaimana
ciri-ciri orang yang kreatif itu. Menurut David Cambell ciri-ciri kreativitas
ada tiga kategori:
1. Ciri-ciri pokok: kunci untuk melahirkan
ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru, penemuan.
2.Ciri-ciri yang memungkinkan: yang membuat
mampu mempertahankan ide-ide kreatif, sekali sudah ditemuka tetap hidup.
3.Ciri-ciri sampingan: tidak
langsung berhubungan dengan penciptaan atau menjaga agar ide-ide yang
sudah ditemukan tetap hidup, tetapi kerap mempegaruhi perilaku orang-orang kreatif.
Ciri-ciri Kreativitas
Ciri-ciri Pokok
|
Ciri-ciriyang Memungkinkan
|
|
1.Brpikir dari segala arah(
convergent thingking)
2.Berpikir ke segala arah
(divergent thingking)
3.Fleksibilitas koseptual
(kemampuan secara spontan mengganti cara memandang,pendekatan, kerja yang tak
jalan.
4.Orisinalitas (kemampuan
menelorkan ide yang asli bahkan mengejutkan)
5.Lebih menyukai kompleksitas
daripada simplisitas
6.Latar belakang hidup yang
merangsang (hidup dalam lingkungan yang dapat menjadi contoh)
7.Kecakapan dalam banyak hal
(multiple skills)
|
1. Kemampuan
untuk bekerja keras.
2. Berpikir
mandiri
3. Pantang
menyerah
4. Mampu
berkomunikasi dengan baik
5. Lebih tertarik
pada konsep daripada detail (segi-segi kecil)
6. Keinginantahu
intelektual.
7. Kaya humor dan
fantasi
8. Tidak segera
menolak ide atau gagasan baru
9. Arah hidup
yang mantap
|
1. Tidak mengambil
pusing apa yang dipikirkan orang lain.
2. kekacauan
psikologis
|
Menurut PARNES (1972) Ada 4 macam
prilaku kreatif (Ciri kreatifitas), sebagai berikut:
- Fluency (kelancaran), yaitu
kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.
- Flexibility (keluwesan), yaitu
kemampuan memberikan atau menemukan berbagai macam ide untuk memecahkan
suatu masalah diluar kategori biasa.
- Originality (keaslian), yaitu
kemampuan memberikan respon yang unik, bahan ide secara terperinci untuk
mewujudkan ide jadi kenyataan.
- Sensitivity (kepekaan), yaitu
kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan suatu
situasi.
Lebih lanjut, Munandar
(1999) menjelaskan ciri-ciri pribadi kreatif meliputi ciri-ciri aptitude
dan non-aptitude. Ciri-ciri aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi
atau proses berfikir adalah :
- Ketrampilan berpikir lancar,
yaitu kemampuan mencetuskan banyak gagasan, jawaban , penyelesaian masalah
atau pertanyaan.
- Ketrampilan berpikir luwes,
yaitu kemampuan menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang
bervariasi, serta dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang
berbeda.
- Ketrampilan berpikir orisinal,
yaitu kemampuan melahirkan ungkapan yang baru, unik, dan asli.
- Ketrampilan memperinci
(mengelaborasi), yaitu kemampuan mengembangkan, memperkaya, atau
memperinci secara detail dari suatu gagasan sehingga menjadi lebih
menarik.
- Ketrampilan menilai
(mengevaluasi), yaitu kemampuan menentukan penilaian sendiri dan
menentukan apakah suatu pertanyaan, suatu rencana, atau suatu tindakan itu
bijaksana atau tidak.
Ciri-ciri non-aptitude
yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Motivasi atau
dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu:
- Rasa ingin tahu
- Bersifat imajinatif
- Merasa tertantang oleh
kemajemukan
- Berani mengambil resiko
- Sifat menghargai
Ciri kreatifitas juga
digolongkan kedalam dua bagian yaitu anak yang kreatifitasnya tinggi dan anak
yang kreatifitasnya rendah. Anak yang kreatifitasnya tinggi cenderung lebih
ambisius, mandiri, otonom, cenderung percaya diri, efisien dalam berfikir,
tertarik pada hal-hal komplek dan perspektif, mampu mengambil resiko. Sedangkan
anak yang rendah kreatifitasnya kurang memiliki kesadaran diri akan arti hidup
sehat dan sejahtera, kurang bisa mengendalikan dirinya dan kurang efisien dalam
berfikir.[2]
2.6. KreatifitasSebagai Multi Kecerdasan
Proses
pemikiran untuk menyelesaikan masalah secara efektif melibatkan otak
kiri atau otak kanan . Pemecahan masalah adalah kombinasi dari
pemikiran logis dan kreatif. Secara umum, otak kiri memainkan
peranan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, dan urutan – yang
disebut pembelajaran akademis. Otak kanan berurusan dengan irama, rima, musik,
gambar, dan imajinasi yang disebut dengan aktivitas kreatif.
Bagan Proses Pimikiran Otak
Otak Kiri
|
Otak Kanan
|
Vertikal
Kritis
Strategis
Analistis
|
Lateral
Hasil
Kreatif
|
Keterangan:
Berpikir Vertikal.
Suatu proses bergerak selangkah demi selangkah menuju
tujuan Anda, seolah-olah Anda sedang menaiki tangga.
Berpikir Lateral.
Melihat permasalahan Anda dari beberapa sudut baru,
seolah-olah melompat dari satu tangga ke tangga lainnya.
Berpikir Kritis.
Berlatih atau memasukkan penilaian
atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau produk.
Berpikir Analitis.
Suatu proses memecahkan masalah atau gagasan Anda
menjadi bagian-bagian. Menguji setiap bagian untuk melihat bagaimana
bagian tersebut saling cocok satu sama lain, dan mengeksplorasi bagaimana
bagian-bagian ini dapat dikombinasikan kembali dengan cara-cara baru.
Berpikir Strategis.
Mengembangkan strategi khusus untuk
perencanaan dan arah operasi-operasi skala besar dengan melihat proyek itu dari
semua sudut yang mungkin.
Berpikir tentang Hasil.
Meninjau tugas dari perspektif
solusi yang dikehendaki.
Berpikir Kreatif.
Berpikir kreatif adalah pemecahan masalah dengan
menggunakan kombinasi dari semua proses.
AdapunBerfikir kreatif dapat juga dipandang sebagai suatu
proses yang digunakan ketika seorang individu mendatangkan atau memunculkan
suatu gagasan baru. Gagasan baru tersebut merupakan gabungan gagasan sebelumnya
yang belum pernah diwujudkan .Pengertian ini lebih memfokuskan pada proses
individu untuk memunculkan gagasan baru yang merupakan gabungan gagasan-gagasan
sebelumnya yang belum diwujudkan atau masih dalam pemikiran. Pengertian
berfikir ini ditandai adanya gagasan baru yang dimunculkan sebagai hasil dari
proses berfikir tersebut.
Berfikir kreatif berarti
melibatkan diri dalam proses mental yang dipergunakan dalam bentuk
berfikir yang meliputi bidang tanggapan, asosiasi, dan penggunaan
kembali.
Tugas utama sebagai
siswa kreatif dalam berfikir adalah :
- Sanggup meneriman segala uraian
guru dan tugas yang harus dipecahkan
- Menyingkat pengalaman belajar
- Memberi analisis tentang
pemecahan masalah
- Memberi kritik yang sehat
tentang pemecahan masalah
- Dapat menggunakan ilmu yang
dimiliki dalam perbuatan dan tindakan
Ciri-ciri berfikir kreatif antara lain :
- Hasil yang dicapai bersifat
orisinil
- Menggunakan prosedur dengan
cara-cara baru dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
Jadi cara berfikir
kreatif dalam mengerti bentuk-bentuk perbuatan tingkah laku dan
kegiatan-kegiatan mental yang lain yang melibatkan yang melibatkan diri dalam
proses identifikasi.
Tipe-tipe manusia dan cara berfikir
menurut SPRANGER :
1.Berfikir teoritis:Ciri-ciri dari orang kepribadian teori adalah seorang
pemikir, suka membaca
2.Berfikir
ekonomis:Kalau kita ingin melihat kepribadian orang yang bertipe ekonomi kita
bisa melihat orang ras china yang hidup di negara kita
3.Berfikir estetis:Untuk
melihat orang memiliki kepribadian seni bagi kita tidak sulit. Kita bisa
melihat musisi, penyanyi, pelukis, dan lain sebagainya, atau kita bisa melihat
orang yang dalam kesehariannya menghabiskan waktunya untuk keindahan. Karena
pada intinya orang yang memiliki kepribadian sini adalah orang yang jiwanya
dipengaruhi oleh nilai-nilai keindahan.
4.Berfikir sosial:Orang
yang supel atau mudah bergaul, inilah orang yang memiliki kepribadian sosial.
Karena orang berkepribadian sosial biasanya mudah dan suka bergaul, suka
bergaul dan suka bergaul, suka menolong, suka menolong dan rela berkorban untuk
oranglain.
5.Berfikir
religious:Inilah kepribadian yang dimiliki para ulama, pastur, pendeta, dan
pemuka agama lainnya. Bagi orang yang memiliki kepribadian agama yang
terpenting bagi mereka adalah menghambakan diri dan menghabiskan hidupnya demi
Tuhan YME.
2.7. Faktor-Faktor Yang MenunjangKreatifitas
Faktor penunjang kreatifitas yaitu :
- Faktor Lingkungan Keluarga.
Lingkungan keluarga yang
harmonis dan demokratis mendorong anak untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan
dan hambatan.
- Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan
lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi sekolah sangat menentukan
kreatifitas berkembang.
- Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat
bersifat heterogen dan kultur yang berbeda,
lingkungan yang tidak
kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang
kreatifitasnya.
Faktor lain penunjang kreatifitas adalah:
1.Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan
berpengaruh terhadap kreatifitas. Anak laki-laki cenderung lebih besar
kreatifitasnya daripada anak perempuan, terutama setelah masa kanak-kanak. Hal
ini disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan.
Anak laki-laki dituntut untuk lebih mandiri, sehingga anak laki-laki biasanya
lebih berani mengambil resiko disbanding anak perempuan.
2.Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah
dan anak bungsu akan berbeda tingkat kreatifitasnya. anak yang lahir ditengah,
belakang, dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada anak yang lahir
pertama. Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung lebih ditekan untuk lebih
menyesuaikan diri oleh orangtua sehingga anak lebih penurut dan kreatifitasnya
mati.
3.Intelegensi
Anak yang intelegensinya
tinggi pada setiap tahapan perkembangan cenderung menunjukan tingkah
kreatifitas yang tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya rendah. Anak yang
pandai lebih banyak mempunyai gagasan baru untuk menyelesaikan konflik social
dan mampu merumuskan penyelesaian konflik tersebut.
4.Tingkat pendidikan
orang tua
Anak yang orangtuanya
berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif dibandingkan pendidikannya rendah.
Hal ini disebabkan karena banyaknya prasarana serta tingginya dorongan dari
orangtua sehingga memupuk anak-anak untuk menampilkan daya inisiatif dan
kreatifitas dan kreatifitasnya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kreatifitas tumbuh dan berkembang karena faktor internal dan faktor eksternal.
Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreatifitas ke dalam dua
kelompok yaitu :
Faktor yang mendukung perkembangan kreatifitas adalah sebagai berikut :
1.
Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
2.
Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan
3.
Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.
4.
Situasi yang mendorong tanggungjawab dan kemandirian
5.
Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya,
merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji
hasil perkiraan dan mengomunikasikan.
6.
kewibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreatifitas secara
lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi,
lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya
dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang
dimilikinya.
7.
Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreatifitas, anak sulung laki-laki lebih
kreatif daripada anak laki-laki yang lahir kemudian)
8.
Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan,
sekolah, dan motivasi diri.
Faktor Penghambat Berkembangnya Kreatifitas adalah sebagai berikut:
1) Adanya
kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung resiko, dan upaya
mengejar sesuatu yang belum diketahui
2)
Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial
3) Kurang
berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan
4) Stereotip
peran seks
5)
Diferensiasi antara bekerja dan bermain.
6)
Otoritarianisme
7) Tidak
menghargai terhadap fantasi dan khayalan.[3][3]
2.8. Teknik-TeknikKreatifitas
Tugas perkembangan anak
yang mendukung kreatifitas adalah bahwa anak harus mampu mengembangkan
ketrampilan-ketrampilan baru, anak diharapkan jika berlatih dan mengembangkan
ketrampilan baru sesuai dengan tuntutan hidup. Sebaliknya anak yang tidak mampu
mengembangkan kreatifitas atau ketrampilan akan menunjukan sikap mudah putus
asa, merasa tidak aman sehingga menarik diri dari kegiatan dan takut
memperlihatkan usaha-usahanya.
Seorang anak yang mampu
memperhatikan kreatifitasnya akan mencapai masa produktif dan mempunyai peluang
yang baik untuk mengembangkan diri lebih jauh yang disertai keterlibatan yang
terus-menerus dalam kegiatan kreatif disegala bidang. Dari pendapat diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa kreatifitas mempunyai peran penting dalam
menentukan perkembangan manusia. Karena anak yang dapat menyalurkan
kreatifitasnya akan mempunyai makna pada tahap perkembangannya.
Tehnik-tehnik
menumbuhkan kreatifitas yaitu:
a.
Saran dan pendapat
b.
Pertanyaan yang mengubah ide
c.
Daftar sifat yang dimiliki
d.
Pertanyaan terbuka dan demokrasi
e.
Memberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat
Menurut klausmeir
langkah-langkah yang diperlukan dalam pembentukan ketrampilan memecahkan
masalah berlaku pula untuk pembentukan kreatifitas. Sekolah dapat menolong siswa
mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah dan sekaligus mengembangkan
kreatifitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seperti yang kita ketahui, kretivitas merupakan
kemampuan untuk memberi ide kreatif dalam memecahkan masalah atau sebagai
kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang barru antara unsur-unsur yang
sudah ada sebelumnya. Proses kreativitas merupakan konseptualisasi dinamis yang
merujuk pada potensi perubahan tindakan atau produk orisinal yang berguna bagi
individu maupun masyarakat. Seperti halnya pribadi dan pendorong, proses
kreativitas juga terdapat pada setiap individu.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, David.1986. Mengembangkan
Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.
Munandar, Utami. (1999). Mengembangkan Bakat dan
Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Munandar, Utami. (2004). Pengembangan Kreativitas
Anak Berbakat. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
Clark,B.1983. Growing
Up Gifted.Colombus.Merril Publ.co
izin copy
BalasHapus