Inventori Tugas Perkembangan (ITP)

Inventori Tugas Perkembangan (ITP)

Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
Selasa, 29 November 2016
MAKALAH KELOMPOK
Inventori Tugas Perkembangan (ITP) “
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “asesmen psikologi non tes” yang di ampu oleh Bapak Agus Wibowo, M.Pd dan Ibu Retno Fajarwati, M.Pd



Disusun Oleh Kelompok 3 :

Novi Ria Ningsih        14130026
Sigit ismantoro            14130034
Sugiarti                        15130080
Krisdiantoro                14130018


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING
2015/2016

KATA PENGANTAR

Segala puji dan puncak kekaguman serta keagungan semata hanya tertuju kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan baik jasmani maupun rohani sehingga penulis dapat menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah asesmen psikologi non tes.  dan tak lupa Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai risalah bagi umat manusia seluruh alam.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agus Wibowo, M.Pd dan Ibu Retno Fajarwati, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah asesmen psikologi non tes di Fakultas Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Metro. dan tidak lupa kepada orang tua dan teman-teman yang sudah memberikan motivasi dan dukungannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan apapun.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna perbaikan tugas mandiri di kemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca dan khususnya untuk penulis.




Metro, April  2016

Penulis





DAFTAR ISI

Halaman Judul                                                                                                 i

Kata Pengantar                                                                                                ii

Daftar Isi   ....................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
                                       
A.    Latar Belakang                                                                                      1
B.     Rumusan Masalah ................................................................................  2
C.     Tujuan Penulis                                                                                       2
D.    Manfaat ...............................................................................................  2          

BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi Konsep Diri ............................................................................  3
B.     Perkembangan Konsep Diri .................................................................  4
C.     Langkah-Langkah dan Manfaat Mempertahankan Konsep Diri .........  8
D.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ................................  9
E.     Komponen atau Bagian dari Konsep Diri ...........................................  10
F.      Hambatan dalam Membangun Konsep Diri ........................................  11
G.    Jenis-Jenis Konsep Diri ........................................................................  12

BAB III PENUTUP
Simpulan                                                                                                .........  14
Ayat Al-Qur’an Tentang Konsep Diri                                                   ......... 15

DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Inventori Tugas Perkembangan (ITP) merupakan instrumen yang digunakan untuk memahami tingkat individu. Instrumen ini dikembangkan oleh Tim pengembang dari Universitas Pendidikan Indonesia (Sunaryo Kartadinat,dkk.). Penyusunannya dimaksudkan untuk menunjang kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.ITP disusun dalam bentuk empat buku inventori, masing-masing untuk memahami perkembangan peserta didik di tingkat SD, SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi. Dengan mengetahui tingkat pencapaian perkembangan diharapkan konselor memiliki kesadaran bahwa program dan bimbingan dan konseling di sekolah harus berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan siswa. Pengembangan instrumen mengacu pada teori perkembangan diri dari Loevinger yang terdiri dari tujuh tingkatan (Lee Knefelkamp, et.al., 1978 dan Blocher, 1987 dalam Sunaryo Kartadinata, dkk., 2003).
Inventori tugas perkembangan telah diujicobakan kepada 336 siswa SD. 323 siswa SLTP, 313 siswa SLTA, dan 219 mahasiswa. Hasil sementara menunjukkan tingkat reliabilitas dan validitas pada tingkat sedang.Hasil uji coba menunjukkan bahwa makin tinggi tingkat konsistensi peserta didik dalam menjawab, makin tinggi tingkat realibitasnya.Apabila dilihat dari homogenitas peserta didik yang mengerjakan ITP, maka makin homogen, reliabilitasnya semakin rendah. Artinya bila ITP diadministrasikan pada kelompok heterogen dan peserta mengerjakan dengan sungguh-sungguh, tingkat reliabilitas ITP akan tinggi.
B.    Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas penulis dapat merumuskan masalah yang akan dibahas yakni sebagai berikut :
1.    Bagaimana konsep dasar ITP?
2.    Bagaimana kelebihan dan kekuranga ITP?
3.    Bagaimana peran dan fungsi konselor dalam ITP?
4.    Bagaimana langkah-langkah pengadministrasian dalam ITP?
5.    Bagaimana langkah-langkah pengolahan dan analisis dalam ITP?

C.    Tujuan Masalah
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui konsep dasar ITP?
2.    Untuk mengetahui kelebihan dan kekuranga ITP?
3.    Untuk mengetahui peran dan fungsi konselor dalam ITP?
4.    Untuk mengetahui langkah-langkah pengadministrasianal dalam ITP?
5.    Untuk mengetahui langkah-langkah pengolahan dan analisis dalam ITP?

D.    Manfaat
Manfaat Penulisan Makalah Ini Adalah Untuk Menambah Pengetahuan Pembaca Tentang Asesmen Psikologi Non Tes Itu Sendiri.













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
Inventori Tugas Perkembangan (ITP) merupakan instrumen yang digunakan untuk memahami tingkat individu. Instrumen ini dikembangkan oleh Tim pengembang dari Universitas Pendidikan Indonesia (Sunaryo Kartadinat,dkk.). Penyusunannya dimaksudkan untuk menunjang kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.ITP disusun dalam bentuk empak buku inventori, masing-masing untuk memahami perkembangan peserta didik di tingkat SD, SLTP, SLTA, dan perguruan tinggi. Tingkatan tersebut dimulai dari pra-sosial, yaitu tingkatan dimana individu belum mampu membedakan diri dengan lingkungan. Tingkatan terakhir, integrated merupakan tingkatan yang jarang dicapai oleh orang kebanyakan. Oleh karena itu, bangun tingkatan perkembangan dalam ITP terdiri atas tujuh tingkatan, yaitu :
1.    Tingkat Implusif
Memiliki ciri-ciri memiliki identitas diri sebagai bagian yang terpisah dari orang lain. pola perilaku menuntut dan bergantung pada lingkungan sebagai sumber ganjaran dan hukuman, serta berorientasi sekarang (tidak berorientasi pada masa lalu atau masa depan). Individu tidak menempatkan diri sebagai faktor penyebab perilaku.
2.    Tingkat perlindungan diri
            Memiliki ciri-ciri peduli terhadap kontroldan keuntungan yang dapat diperoleh dari berhubungan dengan orang lain. Mengikuti aturan secara oportunistik dan hedonistik (prinsip menyenangkan diri).Berpikir tidak logis dan stereotip.Cenderung melihat kehidupan sebagai “zero-sum game”. Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain dengan lingkungan.

3.    Tingkat konformistik
Memiliki ciri-ciri yang meliputi :
a.          Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial
b.         Cenderung berpikir sterotip dan klise
c.          Peduli akan peraturan eksternal
d.         Bertindak dengan motif dangkal (untuk memperoleh pujian)
e.          Menyamakan diri dalam ekspresi emosi
f.          Kurang intropeksi
g.         Perbedaan kelompok didasarkan atas cirir-ciri eksternal
h.         Takut tidak diterima kelompok
i.           Tidak sensitif terhadap keindividualan
j.           Merasa berdosa jika melanggar aturan.

4.    Tingkat sadar diri
Memiliki ciri-ciri yang meliputi :
a.    Mampu berfikir alternatif
b.    Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi
c.    Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada
d.   Orientasi pemecahan masalah
e.    Memikirkan cara hidup
f.     Penyesuaian terhadap situasi dan peranan.

5.    Tahap seksama
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Bertindak atas dasar nilai internal
b.    Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan
c.    Mampu melihat keragaman emosi, motif, dan perspektif diri
d.   Peduli akan hubungan mutualistik
e.    Memiliki tujuan jangka panjang
f.     Cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial
g.    Berpikir lebih kompleks dan atas dasar analisis.

6.      Tingkat individualistik
Memiliki ciri-ciri meliputi :
a.    Peningkatan kesadaran individualitas
b.    Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dengan ketergantungan
c.    Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain
d.   Mengenal eksistensi perbedaan individual
e.    Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan
f.     Membedakan kehidupan internal dan kehidupan luar dirinya
g.    Mengenal kompleksitas diri, dan
h.    Peduli akan perkembangan dan masalah-masalah sosial.

7.    Tahap Otonomi
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.          Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan
b.         Cenderung bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun orang lain
c.          Peduli akan paham abstrak seperti keadilan sosial
d.         Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan
e.          Peduli akan self-fulfillment (pemuasan kebutuhan diri)
f.          Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal
g.         Respek terhadap kemandirian orang lain
h.         Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain, dan
i.           Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.
Tingkatan perkembangan merupakan struktur kontinum perkembangan diri dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Digunakan untuk mendeskripsikan keberadaan individu dalam kontinum perkembangan.Setiap tingkatan dibangun atas dasar tingkatan sebelumnya dan menjadi dasar tingkatan berikutnya. Peningkatan perkembangan sepanjang kontinum perkembangan menggambarkan perbedaan kualitatif tentang cara-cara individu berinteraksi dengan lingkungan.
Dalam ITP, ada 10 aspek yang diukur untuk siswa SD dan SLTP, sementara untuk siswa SLTA dan perguruan tinggi ada 11 aspek, yaitu:
1)        Landasan hidup religius
2)        Landasan perilaku etis
3)        Kematangan emosional
4)        Kematangan intelektual
5)        Kesadaran tanggung jawab
6)        Peran sosial sebagai pria atau wanita
7)        Penerimaan diri dan pengembangannya
8)        Kemandirian perilaku ekonomis
9)        Wawasan persiapan karier
10)    Kematangan hubungan dengan teman sebaya
11)    Persiapan diri untuk pernikahaan dan hidup berkeluarga
Angket Inventori Tugas Perkembangan memiliki berbagai karakteristik yang khas, yaitu :
a)         Inventori Tugas Perkembangan berbentuk angket terdiri dari kumpulan pernyataan, di mana setiap nomor terdiri dari 4 butir pernyataan yang mengukur satu sub aspek.
b)        Tingkat perkembangan siswa dapat dilihat dari skor yang diperoleh pada setiap aspek.
c)         Besar skor yang diperoleh menunjukkan tingkat perkembangan siswa.
d)        Angket ITP untuk setiap tingkat pendidikan memiliki jumlah soal yang berbeda.

B.       Kelebihan dan Kekurangan ITP
            Seperti umumnya alat asesmen, maka ITP memiliki kelebihan maupun kekurangan.
1.    Kelebihan Inventori Tugas Perkembangan
Adapun kelebihan ITP antara lain :
a.    Melalui skor hasil ITP konselor dapat lebih mudah memahami tingkat perkembangan individu.
b.    Alat asesmen yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan program bimbingan dan konseling berbasis perkembangan inividu.
c.    Pengolahan hasil ITP dapat dilakukan dengan cepat karena dilengkapi dengan program pengolahan ATP berbasis komputer versi 3.5.





2.    Keterbatasan atau kekurangan  Inventori Tugas Perkembangan
Sedangkan kekurangan atau keterbatasannya antara lain :
a.    Belum dapat digunakan sebagai alat seleksi, baik untuk menentukan kelulusan maupun untuk penempatan.
b.     bvSkor ITP belum diuji hubungannya dengan aspek perkembangan atau aspek kepribadian lainnya, sehingga belum dapat digunakan untuk memprediksi aspek kepribadian secara lengkap.
c.    ITP sebagai dasar pengembangan model bimbingan di perguruan tinggi telah diuji secara empirik. Namum jumlah sekolah uji coba masih terbatas.
d.   Penggunaan ATP untuk kalangan luas masih dalam tahap awal, sehingga masukan untuk penyempurnaan ITP maupun ATP masih diharapkan dari para pemakai.

C.       Peran dan Fungsi Konselor dalam ITP
Pada proses asasmen menggunakan InventoriTugas Perkembangan (ITP), konselor memiliki peran dan fungsi sebagai berikut:
1.    Perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen, menetapkan peserta didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan buku dan lembar jawaban ITP sesuai jumlah peserta didik sasaran, dan membuat satuan layanan asesmen ITP.
2.    Pelaksana, yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasiaan data), memandu peserta didik dalam cara mengerjakan sehingga dapat di pastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar.
3.    Melakukan pengolahan data kuantitatif mulai dari menghitung hasil dengan menggunakan format yang spesifik, berdasarkan skor yang diperoleh menetapkan tingkat pencapaian tugas perkembangan, membuat grafik 11 aspek perkembangan, serta membuat deskripsi analisis kualitatif pencapaian tahap perkembangan dan aspek perkembangan dengan merujuk pada pedoman yang ada.
4.    Melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.

D.       Langkah-Langkah Pengadministrasian dalam ITP
1. Perencanaan
Sebelum melakukan asesmen, konselor melakukan perencanaan dengan menetapkan tujuan layanan asesmen, menetapkan sasaran dan jumlah sasaran layanan, menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan asesmen yang memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik, penyediaan meja dan kursi yang nyaman untuk mengerjakan asesmen. Selain itu mempersiapkan buku ITP dan lembar jawaban sesuai dengan jumlah sasaran yang akan mengikuti asesmen.
2.    Pelaksanaan
Pada saat pelaksanaan asesmen dengan menggunakan ITP konselor perlu melakukan beberapa hal sebagai berikut :
a.    Pada pertemuan awal konselor memberi verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasiaan).
b.    Kepada siswa dibagikan buku inventori beserta lembar jawaban.
c.    Siswa diminta mengisi identitasnya pada lembar jawaban.
d.   Konselor membacakan petunjuk pengerjaan, sementara siswa membaca petunjuk yang terdapat dalam buku ITP.
e.    Tanya jawab dan penjelasan lebih lanjut bila ada siswa yang masih belum memahami cara mengerjakan.
f.     Siswa dipersilahkan mengerjakan ITP pada lembar jawaban.
g.    Waktu mengerjakan secukupnya, diperkirakan paling cepat 20 menit dan paling lambat 40 menit. Tidak boleh ada yang mengosongkan jawaban.
h.    Selesai mengrjakan, lembar jawaban dan buku inventori dikumpulkan.


E.     Langkah-Langkah Pengolahan dan Analisis
1.    Penskoran dan pengolahan
Setelah pelaksanaan asesmen selesai, konselor mengelompokkan lembar jawaban sesuai tingkat sekolah, sebab masing-masing tingkat memiliki kunci jawaban yang berbeda.
a.    Menghitung tingkat konsistensi jawaban :
1)        Lihat kesamaan jawaban terhadap dua nomor yang isi pernyataannya sama persis. Pasangan nomor yang isinya sama persis dapat dilihat tabel konsistensi.
2)        Bila kedua jawaban sama, diberi skor 1, bila tidak sama maka diberi skor 0. Tulis angka tersebut pada kolom konsistensi di lembar jawaban.
3)        Jumlahkan skor konsistensi, jumlah skor maksimal 11. Skor konsistensi yang 5 ke bawah, menunjukkan bahwa yang bersangkutan kurang serius dalam mengerjakan ITP.

b.    Menghitung skor setiap aspek perkembangan :
1)        Pada lembar jawaban, tulis skor tiap nomor sesuai dengan kunci.
2)        Jumlahkan 6 skor yang satu baris, tulis jumlah itu pada kolom paling kanan di lembar jawaban.
3)        Lakukan sampai baris terbawah.
4)        Masing-masing jumlah skor dibagi 6, diperoleh rata-rata skor tiap aspek itulah yang menunjukkan tingkat perkembangan siswa dalam aspek bersangkutan. (tulis dalam kolom ST).

c.    Menghitung rata-rata skor aspek tiap siswa dan rata-rata seluruh siswa atau kelompok. Rata-rata skor ini digunakan sebagai bahan perbandingan dalam menganalisis ITP :
1)        Untuk skor setiap siswa, jumlahkan skor semua aspek, kemudian dibagi 11 (banyaknya aspek). Angka itu adalah rata-rata skor semua aspek (ST) per siswa.
2)        Untuk skor kelompok, jumlahkan rata-rata skor semua aspek (ST) dari semua siswa, kemudian bagi jumlah siswa dalam kelompok itu. Itulah rata-rata skor semua siswa dalam satu kelompok.

d.   Membuat grafik individual dan grafik kelompok
1)        Grafik individual dibuat berdasarkan skor tiap aspek dari seorang siswa, sehingga dihasilkan grafik profil individu dalam 10 atau 11 aspek perkembangan.
2)        Grafik kelompok dibuat berdasarkan rata-rata skor tiap aspek dari seluruh siswa, sehingga dihasilkan grafik profil individu didalam kelompoknya, dalam 10 atau 11 aspek perkembangan.

e.    Interpretasi hasil skor dan grafik
1)        Rata-rata skor aspek setiap siswa atau rata-rata skor seluruh siswa digunakan sebagai bahan perbandingan dalam menganalisis ITP.
2)        Untuk melakukan interpretasi lihat kembali table skor dan tahapan perkembangan untuk setiap tingkat pendidikan (SD, SLTP, SLTA, PT).
3)        Bila ada pada tahap seksama atau sadar diri, lalu anda deskripsikan apa maknanya, dengan melihat deskripsi setiap tahap perkembangan. Masing-masing jumlah skor dijumlah empat, diperoleh rata-rata skor setiap aspek. Skor tiap aspek itulah yang menunjukkan tingkat perkembangan siswa dalam aspek bersangkutan dalam (tulis pada kolom ST).
4)        Dari grafik anda dapat melakukan analisis, aspek mana saja dari perkembangan yang sudah berkembang sesuai dengan kategori tingkat pendidikan saat ini, atau yang masih belum optimal berkembang.
5)        Berdasarkan hasil grafik, anda dapat merancang program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

2.    Perangkat untuk proses pengolahan hasil ITP
a.         Tabel Konsistensi
                    Pada tabel ini beberapa nomor dijalur kiri memiliki kesamaan dengan nomor-nomor soal dijalur kanan.Ini digunakan untuk melihat tingkat konsistensi jawaban peserta didik saat menjawab/memilih pernyataan pada inventori tugas perkembangan. Konsistensi dalam menjawab ITP yang baik adalah bila berada minimal besar >5 sampai maksimal=11.
b.         Tabel kunci jawaban ITP
                    Untuk memberi skor pada setiap hasil jawaban atau pilihan pernyataan peserta didik pada lembar jawaban ITP diperlukan kunci jawaban, karena setiap kemungkinan pilihan jawaban/pernyataan pada setiap butir soal memiliki bobot skor yang berbeda-beda.

c.         Tabel skor dan tingkat perkembangan ITP
                    Untuk melakukan analisis terhadap perolehan skor pada penggunaan ITP, perlu merujuk pada klasifikasi yang telah ditetapkan oleh pengembang alat asesmen ini setiap tingkat pendidikan memiliki skor dan tingkat perkembangan yang berbeda, walaupun demikian setiap tingkat pendidikan memiliki titik singgung skor maupun pencapaian tingkat perkembangan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perkembangan individu merupakan suatu rangkaian proses berkesinambungan.



















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Inventori Tugas Perkembangan (ITP) merupakan instrumen yang digunakan untuk memahami tingkat individu. Instrumen ini dikembangkan oleh Tim pengembang dari Universitas Pendidikan Indonesia (Sunaryo Kartadinat,dkk.). ITP memiliki empat format yaitu ITP-SD, ITP-SLTP, ITP-SLTA, ITP-PT, masing-masing format memiliki petunjuk teknis penggunaan, buku inventori tugas perkembangan, buku petunjuk penggunaan program khusus ATP versi 3.5 dan CD program ATP versi 3.5.
Pengembangan ITP mengacu pada teori perkembangan diri dari Loevinger yang terdiri dari tujuh tingkatan, yaitu tingkat impulsive, perlindungan diri, konformistik, sadar diri, seksama, individualistik, dan otonomi. Berisi 10 aspek perkembangan pada siswa SD dan SLTP dan 11 aspek pada siswa SLTA dan mahasiswa PT, meliputi landasan hidup religious, landasan perilaku etis, kematangan emosional, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab, peran sosial sebagai pria atau wanita, penerimaan diri dan pengembangannya, kemandirian perilaku ekonomis, wawasan persiapan karier, kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga.
Inventori Tugas Perkembangan telah diujicobakan kepada 336 siswa SD. 323 siswa SLTP, 313 siswa SLTA, dan 219 mahasiswa. Hasil sementara menunjukkan tingkat reliabilitas dan validitas pada tingkat sedang.








DAFTAR PUSTAKA
Komalasari, Gantina. Dkk. 2011. Asesmen Teknik Nontes dalam Perspektif BK Komprehensif. Jakarta: PT Indeks
Nurkancana,wayan. 1993. Pemahaman individu surabaya : usaha nasional


Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
4/ 5
Oleh